Pelajar Berkualitas Melalui Pendidikan Karakter

Pendidikan merupakan wadah bagi para siswa ataupun mahasiswa untuk mencari jati diri mereka yang sesungguhnya membuka jalan dan peluang untuk mewujudkan apa yang diimpikannya dengan pengajaran, pelatihan, praktek dan penelitian serta metode-metode lain yang dapat meningkatkan nalar individu untuk berpikir kritis dan logis dalam mengungkapkan dan menyelesaikan suatu masalah atau gejala yang terjadi dalam dirinya maupun lingkungan disekitarnya. Dalam menempuh pendidikan tentunya harus berjenjang dengan minimal pendidikan harus ditempuh selama 12 tahun, tapi faktanya banyak masyarakat yang tidak mampu dalam menempuh pendidikan 12 tahun tersebut karena faktor ekonomi, jarak tempuh dan besaran SPP yang tinggi. Kualitas pendidikan yang baik tidak dapat diperoleh melalui sistemnya saja tentunya harus didukung oleh guru yang berkualitas, profesional dan jujur, selain kinerja pegawai kualitas pendidikan juga tergantung daripada fasilitas dan jarak tempuh yang dapat dicapai oleh masyarakat sekitarnya, tidak hanya itu pendidikan juga akan berkualitas apabila siswa ataupun mahasiswanya mempunyai karakter positif yang ada dalam dirinya. Menurut Sir John Lubbock sistem pendidikan yang bijaksana setidaknya akan mengajarkan kita betapa sedikitnya yang belum diketahui oleh manusia, seberapa banyak yang masih ia pelajari.

Pendidikan bukan hanya berusaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran diruang kelas, dan juga tidak hanya sekedar agar tercipta sebuah interaksi antara seorang pendidik dan peserta didik baik melalui media pembelajaran ataupun secara langsung, akan tetapi lebih daripada itu. Konsep pendidikan di Indonesia selama ini lebih menekankan kepada pengembangan pengetahuan peserta didik terbukti pada pelaksanaannya banyaknya tugas ataupun ujian yang meminta siswa untuk megerjakan soal-soal dalam rangka meningkatkan pengetahuan mereka.

Karakter adalah sifat, sikap, watak dan akhlak yang dimiliki oleh individu yang membedakannya dengan individu yang lain. Karakter dapat terbentuk dengan sendirinya dan dapat dibentuk oleh orang lain melalui penanaman sikap dan pembiasaan yang konsisten. Karakter positif umumnya sukar didapat karena tergantung kita hidup di lingkungan yang mana dan bagaimana, sedangkan karakter negatif akan mudah terbentuk karena penanamannya secara tidak disadari mulai terbentuk akibat lingkungan dan rendahnya pegetahuan akan pendidikan, jika kita sadar bahwa karakter itu baik maka kemungkinan kita tidak akan terjebak dalam penanaman budaya yang buruk, tapi apabila sudah terbiasa dan tidak kita sadari maka akan sulit untuk mengembalikannya ke sikap orang normal pada umumnya dan tentunya perlu penanaman karakter yang komprehensif.

Karakter positif berhubungan erat dengan memahami akan akhlak yang baik, menyukai kebaikan dan melaksanakan tingkah laku yang terpuji. (Sudrajat, 2011). Dengan menanamkan kebiasaan yang terpuji, maka peserta didik akan memahami bagaimana mereka seharusnya bertindak. Menjadikan manusia cerdas dengan pendidikan menjadi hal yang mudah pada umumnya, namun membentuk manusia agar memiliki akhlak terpuji dengan pendidikan tampaknya menjadi hal yang lebih sulit jika tanpa dilandasi dengan strategi dan metode yang efektif.

Maraknya siswa yang tidak disiplin dan tidak bertanggung jawab dalam berbagai hal seperti tidak mengerjakan dan menyelesaikan tugas sekolah, tidak aktif dalam berorganisasi, bolos sekolah, pergi akhir pulang awal dalam aktivitas pembelajaran di sekolah, keluar kelas saat mata pelajaran dimulai sampai selesai, ke kantin sekolah saat jam pelajaran, tidak melengkapi atribut saat upacara bendera, tidak rapi dan sopan dalam berpakaian, menyontek pada saat ujian, tidak memakai alas kaki saat berada di lingkungan sekolah, datang terlambat, dan masih banyak hal lain yang dapat terjadi di lingkungan sekolah ketika tidak ada karakter di dalam diri seorang siswa ataupun mahasiswa. Gejala tersebut tentunya menjadi topik utama masalah karakter siswa ataupun mahasiswa dalam mengembangkan nilai norma dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari karena menyangkut kehidupan masyarakat dan bermasyarakat, apabila tidak segera dikendalikan dan dituntaskan dengan baik, konsisten, dan tersistem maka akan terjadi penurunan terhadap kualitas pendidikan dalam mengembangkan potensi individu maka dari itu perlulah sistem yang dinamakan dengan pendidikan karakter bagi siswa ataupun mahasiswa guna mencetak dan mengembangkan sumber daya manusia yang berakhlak mulia, relevan dan berguna untuk Bangsa dan Negara. Menurut John W. Gardner banyak pendidikan saat ini yang berjalan sangat tidak efektif. Kita terlalu sering memberikan generasi muda rangkaian bunga dimana kita seharusnya mengajarkan mereka bagaimana menumbuhkan tanaman mereka sendiri.

Salah satu cara menanamkan karakter positif dalam setiap individu ialah dengan pendidikan karakter, pendidikan karakter adalah pengetahuan yang didapat melalui pembiasaan yang komprehensif dan konsisten dengan pelatihan dan pembelajaran yang dilakukan diluar kelas dengan metode yang sama seperti mendapatkan materi pembelajaran dan ilmu yang bermanfaat bedanya pendidikan karakter ini lebih menekankan pada penanaman dan pengembangan karakter siswa ataupun mahasiswa tetapi tetap mendapat materi pembelajaran pada umumnya. DIKTI (2010) menyatakan bahwa secara khusus pendidikan karakter memiliki tiga fungsi utama yaitu pembentukan dan pengembangan potensi, perbaikan dan penguatan, penyaringan.

Pendidikan karakter juga telah banyak diselenggarakan oleh berbagai institusi sekolah dasar, menengah, atas maupun perguruan tinggi, dan telah terbukti dengan adanya pendidikan karakter tersebut siswa ataupun mahasiswa menjadi lebih disiplin dan bertanggung jawab serta amanah dalam menunaikan aktifitasnya sehari-hari, tidak hanya itu saja pendidikan karakter juga akan langsung meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik karena rumah yang kita tempati haruslah kita bangun sendiri dan ditata dengan baik apabila yang menempatinya tidak bisa menjaga dan membangun rumahnya sendiri maka akan hancur bahkan sampai usang karena tidak ada karakter dan kemajuan dalam berpikir.

Pendidikan karakter tidak hanya didapat di sekolah, tetapi juga seharusnya didapatkan di keluarga. Setiap keluarga mempunyai prinsip dan tujuan masing-masing dalam mendidik anak-anak mereka hingga mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang sesuai dengan harapan keluarga. Para orang tua akan menanamkan nilai-nilai karakter sejak dini dengan memberi pemahaman dan juga keteladanan secara berulang-ulang agar menjadi kebiasaan dan pada akhirnya akan terbiasa. Selain itu, pendidikan karakter juga memiliki kedekatan dengan etika. Oleh karena itu seseorang dapat dianggap memiliki karakter yang baik, ketika mampu bertindak berdasarkan etika yang berlaku dalam masyarakat.

Dalam melahirkan karakter anak tangguh dalam menghadapi dinamika kehidupan selain dibekali dengan kecerdasan emosionalnya, rasanya juga memerlukan usaha penguatan aspek kecerdasan spiritualnya. Kecerdasan spiritual muncul sebagai usaha untuk menguak rahasia kecerdasan manusia yang berkaitan dengan fitrah manusia sebagai makhluk Tuhan. Sebagai pribadi, salah satu tugas besar kita dalam hidup ini adalah berusaha mengembangkan segenap potensi kemanusiaan yang kita miliki. Disadari bahwa karakter yang dimiliki manusia bersifat fleksibel atau luwes serta bisa diubah atau dibentuk. Karakter manusia suatu saat bisa baik tetapi pada saat yang lain sebaliknya menjadi jahat. Perubahan ini tergantung bagaimana proses interaksi antara potensi dan sifat alami yang dimiliki manusia dengan kondisi lingkungannya, sosial budaya, pendidikan, dan alam.

Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan yang salah, namun pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang mana yang baik sehingga kita mampu merasakan nilai yang baik dan biasa melakukannya. Individu yang berkarakter terbaik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang dibuat. Dengan adanya pendidikan karakter akan membentuk pelajar yang memiliki pribadi yang bermoral, dan selalu berperilaku positif sehingga muncul generasi-generasi yang berkualitas. Saya percaya bahwa sifat-sifat disiplin, tekun, tanggung jawab dan juga jujur yang diajarkan di dalam pendidikan karakter memiliki peranan penting dalam membangun kemampuan akademik siswa di sekolah. Menurut Najwa shihab hanya pendidikan yang bisa menyelamatkan masa depan, tanpa pendidikan Indonesia tak mungkin bertahan.

 

Daftar Pustaka

Efendi, Rinja. Asih Ria Ningsih. 2020. Pendidikan Karakter di Sekolah. Jawa Timur: Penerbit Qiara Media. 

Fadilah, dkk. 2021. Pendidikan Karakter. Jawa Timur: Penerbit Agrapana Media.

Mustoip, Sofyan. Muhammad Japar. Zulela MS. 2018. Implementasi Pendidikan Karakter. Jawa Timur: Penerbit Jakad Publishing Surabaya. 

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stress? Siapa Takut!

MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH